Jumat, 18 September 2015

Mythology (Edith Hamilton) | Review

Mythology
Edith Hamilton 
ISBN 0451623754 (ISBN13: 9780451623751)
Paperback, 355 halaman
Terbitan Signet (1953) dari edisi asli terbitan Little, Brown & Company (1942) 

Mitologi, sebagai kumpulan cerita yang diceritakan, disampaikan dan disebarkan secara lisan dari generasi ke generasi, punya tingkat kesusahan yang sangat tinggi—bahkan tidak masuk akal—untuk menemukan dari mana dan siapa sumber sebenarnya cerita itu.  

Maka dari itu, salah satu unsur terpenting dari mitologi adalah sang pencerita, dan pandangan tersebut yang tampaknya dipegang dengan teguh oleh Edith Hamilton dalam buku ini. Di bagian Introduction, ia menjelaskan perbedaan dari sumber-sumber terkenal mitologi (Ovid, Homer, dll.), dan tidak lupa mencantumkan sumber mana yang ia pakai dalam setiap permulaan cerita-cerita mitologi. 

Buku ini bukan buku mitologi, tapi buku tentang mitologi. Meskipun ada ilustrasi-ilustrasi di dalamnya (copyright of Steele Savage), tapi jangan harapkan untuk bertemu buku seperti buku kumpulan dongeng yang unyu unyu jaman dulu.  

Mitologi 'yang sebenarnya' tidak mempunyai kewajiban untuk memberikan pesan atau nasihat kepada sang pembaca. Cerita itu hanya menjelaskan, atau lebih tepatnya merupakan sebuah usaha natural untuk memahami sebuah lingkungan. Sebuah usaha manusia, maka mitologi bisa dibilang adalah sebuah cermin—pada saat dan tempat ia dimulai.

Dalam Mythology, Edith Hamilton sang classicist menjelaskan dengan lumayan lengkap tentang apa sebenarnya sastra jenis ini. Juga karena ditulis oleh seorang ahli, dan dari banyak sumber pencerita, sosok seperti Zeus, Hera, Theseus atau Hercules terlihat dengan warna yang berbeda.. sangat berbeda.  

Untuk bacaan ringan, buku ini sebenarnya lumayan. Pada awalnya, kisah-kisah kesintingan para dewa dewi, bidadari bidadara, dan pahlawan suci ini cukup menarik, berhubung versi ini—yang lebih 'manusia'—jarang ada di buku kumpulan dongeng unyu unyu jaman dulu itu. Tapi lama-lama kemiripan-kemiripan plotnya jadi makin jelas, jatuh cinta (atau sekedar nafsu birahi), cemburu, licik, bunuh diri—yang terakhir ini sungguh sangat sering, hingga membuat saya penasaran apakah ada god/goddess of suicide di mitologi Yunani...

Tidak salah, sama sekali, toh seperti saya bilang, buku ini memang niatnya untuk membahas tentang mitologi. 
Ah, tapi tentang itu.. 

Meski Edith Hamilton tampaknya sama sekali tidak bermaksud menggeneralisasi mitologi, yang dibahas di sini hanyalah cerita dan versi dari budaya Yunani, Romawi, dan Nordik. Dan yang terakhir, mitologi Nordik, dibahas dengan sangat sedikit. Terlalu terlalu sedikit bahkan sampai terlihat janggal, seperti hanya diselipkan untuk memenuhi kuota halaman saja.

Sayang sekali sebenarnya, karena mitologi Nordik juga tidak kalah menarik dibanding dua mitologi sebelumnya. Kalau hanya dibahas dengan tanggung seperti itu, mending dihapus saja sekalian, ganti judulnya jadi Greek and Roman Mythology, lalu bikin buku lain yang benar-benar niat membahas: Norse Mythology

Yaa, maunya saya sih. 
Tolong kirim ke masa lalu, wahai Hermes..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar